KURSUS PRIVAT PERSONAL BRANDING

Slide5

Membangun Citra Diri Melalui Personal Branding

Membangun Citra Diri Melalui Personal Branding

brand1

Pernahkah Anda merasakan bahwa orang-orang yang seharusnya mengenal Anda ternyata tak memahami siapa Anda sebenarnya?

Pernahkah Anda merasakan bahwa hubungan-hubungan di dalam kehidupan Anda menyimpang dari cita-cita Anda?

Pernahkah Anda merasakan adanya ketidakselarasan yang mengganggu di antara kehidupan pribadi Anda dengan pekerjaan Anda?

Pertanyaan-pertanyaan itu dikemukakan oleh David McNally dan Karl D. Speak dalam buku Be Your Own Brand. Menurut mereka kasus tersebut terjadi karena ada jarak antara persepsi orang dengan kenyataan diri kita sebenarnya. Dan persoalan itu terletak pada personal branding kita yang tidak dikenal oleh orang lain. Atau mungkin karena kita sendiri yang salah “mengkampanyekan” siapa diri kita karena  personal branding  kita yang kurang menonjol.

Di mata kedua penulis itu, setiap orang memiliki sebuah merek (brand), sama seperti produk komersial. “Merek Anda merupakan cerminan dari siapa diri Anda serta apa yang Anda yakini, yang secara nyata telah terungkap dari apa yang telah Anda lakukan dan bagaimana Anda melakukan hal tersebut,” paparnya. Namun kebanyakan dari kita gagal mengembangkan personal branding-nya sehingga banyak kalangan dekat pun tak paham siapa kita dan apa yang kita kehendaki.


Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaikinya:

1. Kembangkan dan perbaiki merek

Caranya bisa dengan menjawab sejumlah pertanyaan ini. Kompetensi-kompetensi seperti apa yang harus kita berikan dalam kehidupan kita? Standar seperti apa yang dapat kita bangun di atasnya?  Style seperti apa yang akan membantu memenuhi dimensi-dimensi yang pelik dari merek kita?

2. Banggalah terhadap personal branding sendiri

Apabila kita ingin dipandang sebagai sebuah merek pribadi (personal branding) yang kuat, kita harus memutuskan apa yang akan kita pertahankan dan kemudian kita harus mempertahankannya sampai pada tingkat tertentu.

3. Jangan berpura-pura

Personal branding yang kuat dibangun dengan menentukan pilihan-pilihan secara sadar, berhati-hati dan teliti berdasarkan pada apa yang sungguh-sungguh kita pertahankan. Dan sekali pilihan-pilihan tersebut ditentukan, kita harus bersedia mempertahankannya. Merek yang benar-benar kuat akan mencerminkan nilai-nilai dan pendirian dari pemiliknya.

4. Konsistensi, konsistensi, dan konsistensi

Apabila kita bertindak berdasarkan suatu sistem kepercayaan yang masuk akal, orang-orang tentu akan melihat konsistensi di dalam tindakan kita dan sejalan dengan itu akan belajar untuk menghargai kita.

5. Pastikan bahwa kemasan kita mencerminkan isinya

Merek kita merupakan suatu persepsi yang tersimpan dalam benak orang lain. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang mereka lihat, mereka dengar, mereka pahami, mereka rasakan, bahkan yang mereka ragukan, akan ditambahkan kepada gambaran menyeluruh mereka mengenai kita.

Bagaimana pun penampilan kita dan cara kita berbicara dapat menjadi alat yang luar biasa untuk membangun personal branding yang kuat.

6. Merek-merek yang hebat dapat dikenali dari persahabatan yang mereka pelihara

Menjadi merek yang kuat berarti orang-orang  memahami bahwa nilai-nilai tertentu merupakan hal esensial agar kita dapat menjadi diri kita sebagaimana adanya.

Teman-teman kita tertarik oleh nilai-nilai tersebut. Mereka tidak akan mengubah kita menjadi oran lain. Mereka melihat diri kita sebagaimana adanya dan mereka menghargai kita karena seperti apa diri kita merupakan hal yang relevan dengan kehidupan mereka. Solidaritas tersebut membangun semacam komunitas yang jauh lebih kuat dari komunitas mana pun.

Akhirnya… mau seperti apa diri kita, bisa ditentukan dengan membangun Personal Branding.

Apa itu Brand?

Suatu ketika…

Kita sering mendengar atau terlibat percakapan sebagai berikutm misalnya di sebuah supermarket ; “hei… mau belanja apa?” … “agh ini mau cari odol…”.dan yang di beli Pasta Dent aAtau “cari sabun cuci baju Rinso..” walaupun yang dibeli Daia” atau kala kita dengar lagu “lihat kebunku..penuh dengan bunga..” di Tanya pengarangn lagunya kebanyakan orang mengatakan Pak/Bu Kasur ya…atau Bu Sud ya…? Atau nanti kalau presentasi saya perlu in focus ya…yang di pasang adalah LCD untuk memproyeksikan presentasi dari laptop. Ada lagi pembicaraan sebagai berikut…”Asyik nih saya dapat bea siswa”… kemana? Katanya city of lights? Dimana itu ? Ooh di Paris ya… lha kan itu Negara Menara Eiffel.Itulah sekelumit pembicaraan yang tanpa di sadari beberapa istilah di dalamnya adalah Brand dari suatu produkm nama orang maupun kota/Negara. Sebelum kita menelaah apa dan bagaimana brand itu sendiri marilah kita bahas satu-persatu apa itu Brand.

Brand sendiri dapat diartikan sebagai penyimbolan segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi mengenai suatu perusahaan, produk atau jasa (sumber wikipedia)

brand_intro

Ada 7 jenis Brand

  1. Product Branding. Ikatan emosi antara produk/servis anda dengan konsumen, titik kritisnya terletak pada penciptakan NILAI (Value).
  2. Personal Brand. Seseorang memasarkan diri dan kariernya sbg Brand. Kalau dulu menampilkan kompetensi diri, kini memakai self-packaging untuk memoles diri.
  3. Citizen Brand. Brand yang berkelakuan baik. Kualitas yang baik, supply change yang aman, memperlakukan karyawan dengan fair, fokus pada kehidupan konsumen yg lebih baik dan utamanya kehidupan komunitas yg lebih baik
  4. Komunal Brand. Dimiliki dan digunakan oleh komunitas, mencerminkan jati diri, menggambarkan eksklusivitas asalnya, lokal tapi otentik. Satu2nya karena tidak terdapat di komunitas desa/kota lainnya
  5. Event Branding. Bukan cuma menempel logo pada dekor. Tapi menciptakan pengalaman yg unik bagi calon konsumen yg hadir, membuat mereka terlibat dan ingat. Tau belum tentu engage.
  6. Place Branding. Proses membangun sebuah mercu suar (landmark). Tidak harus berupa lokasi, bisa juga produk atau servis
  7. City Branding. Mengubah sebuah kota dari sebuah lokasi menjadi destinasi, dimana pendatang ingin tinggal, bekerja atau hanya berkunjung

CITY BRANDING itu bukan bikin LOGO dan SLOGAN… karena Brand itu bukan LOGO. Dan Brand itu bukan SLOGAN…

PERSONAL BRANDING

Personal_Branding_Top

Personal Branding adalah proses dimana seseorang dan karirnya dimerekan sebagai satu brand.

Personal Branding adalah merupakan kunci untuk membangun dan menghasilkan jutaan orang-orang yang profesional.

Personal brand digunakan sebagai alat untuk membentuk pandangan orang lain kepada diri anda. Layaknya branding suatu produk, personal branding bertujuan untuk membangun asosiasi dan harapan konsumen terhadap diri kita. Kalau selama ini yang kita tau jualan itu produk atau servis (hard selling), maka personal branding adalah ‘menjual’ diri kita. Dalam buku The Branding Called You oleh Peter Montoya pada tahun 2009, bila personal branding digunakan dengan benar, dengan kreativitas, perencanaan, dan konsistensi, maka dapat dipastikan anda akan memiliki suatu merek pribadi yang dapat membantu anda melakukan tiga hal:

  1. Membangun nama dan memberikan gambaran kepribadian anda pada orang lain, dimana dari kedua hal tersebut akan memberikan gambaran yang memang dibutuhkan dari anda.
  2. Memberikan ketertarikan dan penjelasan yang lebih jelas dan bisa menguntungkan klien.
  3. Membantu Anda mempertahankan klien anda, bahkan ketika bisnis sedang berjalan lambat bagi orang lain.

Anda tidak akan bisa bersaing dalam kompetisi yang ada dan berharap klien mengetuk pintu dan membayar anda. Perlu suatu kelebihan yang lebih menonjol dalam persaingan. Sehingga personal brand digunakan bukan sebagai gambaran seunik apa anda, tetapi siapa anda? Fokuslah pada “siapakah diri anda?”, dan biarkan klien anda menilai dan melihat siapa anda. Itulah bagaimana personal brand memberikan kelebihan bagi anda di mata klien.

Banyak sekali bidang profesional seperti dokter, akuntan, personal trainer, motivator, arsitek, konsultan, public relations/HUMAS. Marketing Communication, kontraktor dan lain-lain, dari setiap bidang akan memiliki banyak tenaga profesional dan semua itu akan menjadi pesaing anda dalam perebutan kepercayaan dan penilaian klien terhadap anda. Jika anda menguasai suatu bidang keahlian, maka anda perlu personal brand untuk membuatnya lebih kuat di bandingkan dengan yang lain.

Menjadi berbeda dan berkemampuan adalah inti dari personal branding.

Personal Branding bukan politik pencitraan dan bukan tentang how to sell your self saja.

Personal branding bicara tentang bagaimana seseorang melengkapi diri dengan kemampuan dan sisi unik yang ‘’menjual’’ dalam dirinya. ‘‘Personal branding itu tidak jaim (jaga image).

Personal branding bukan sekedar tentang Etiket Penampilan atau Etiket di Meja Makan (Table Manner). Karena yang dibutuhkan penampilan apa adanya sesuai kriteria brand yang Anda ciptakan dan bukan juga penampilan seadanya agar terlihat unik atau berbeda.

Anda adalah bisnis anda. Klien tidak melihat anda karena bentuk bisnis anda dan sebagus apa kantor anda, tetapi karena sesuatu yang lebih menarik mereka dan membuat mereka percaya pada kemampuan dan keahlian anda, kemudian mereka akan memilih untuk bekerja dengan anda. Permasalahannya adalah dikarenakan personal branding merupakan siapa diri anda, dan anda adalah bisnis anda sendiri, maka semua tergantung bagaimana anda mengelola dan menghabiskan banyak waktu untuk membangunnya.

Bagaimana menciptakannya? ‘’Kita harus tahu positioning. Dimana keahlian kita dan bagaimana posisi kompetitor. Kita kuatkan apa yang jadi karakter positif. Konsisten dan otentik. Orang akan melihat apa yang kita lakukan. Bukan sekadar yang kita bicarakan,’’